APREA: pasar negara berkembang pimpin kinerja REIT di APAC
Filipina akan menjadi hotspot IPO REIT di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2021.
Real estate investment trust (REITs) di Asia Pasifik diproyeksikan tumbuh baik di pasar negara berkembang maupun pasar negara maju. Karena semakin banyak investor yang mengenal REIT, sejumlah kelas REIT baru telah dibuka, langkah yang menjanjikan bagi REIT untuk ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.
Mayoritas listing REIT yang terlihat tahun ini dan selama setahun terakhir telah terjadi di pasar negara berkembang seperti India, Filipina, dan Thailand, kata CEO APREA, Sigrid Zialcita. Hal ini merupakan kelanjutan dari pernyataan China yang telah menyetujui rezim percontohan REIT mereka.
“Apa yang kami lihat di China adalah bahwa mereka sebenarnya telah mendorong banyak pemain untuk mendaftarkan aset mereka di REIT listing. Pada Mei 2021, China Securities Regulatory Commission atau CSRC, menyetujui pendaftaran sembilan REIT, dan ini pada dasarnya akan menyalurkan uang investor ke dalam proyek,” tuturnya.
Zialcita mengatakan di China, fokus REITs adalah pada proyek infrastruktur. Namun, mereka juga melihat perkembangan positif di pasar yang berkembang pesat.
APREA mengantisipasi bahwa fase pertumbuhan berikutnya adalah dalam hal aset yang akan didorong oleh ekspansi dan adopsi kerangka kerja REIT di pasar yang tumbuh cepat di kawasan ini—tidak hanya tahun ini, tetapi juga memasuki dekade ini.
“Di pasar negara maju, ekspansi sektor REIT juga terus berlanjut di beberapa tempat seperti Hong Kong. Kami bekerja dengan Securities and Futures Commission untuk mempelajari kode REIT yang mereka miliki dan membuat beberapa peningkatan. Ada beberapa perusahaan yang telah menyusun rencana untuk listing REIT di Hong Kong,” katanya.
“Dibandingkan dengan Singapura, Jepang, dan Australia, hanya ada beberapa sektor di Hong Kong yang masuk ke REITs,” tambahnya.
Di pasar negara berkembang seperti Filipina, minat terhadap REIT telah meningkat pesat di kalangan pengembang kelas atas tahun lalu.
Dalam GPR APREA Indices Februari 2021, dilaporkan bahwa Filipina akan menjadi hotspot IPO REIT di kawasan Asia Pasifik tahun ini. Dipimpin oleh debut Ayala Land REIT, daftar yang akan datang termasuk SM Prime, Robinsons Land, dan Megaworld Corporation.
“Perubahan regulasi di Filipina telah mengharuskan atau mempercepat implementasi kerangka REIT yang membuatnya menjadi hotspot listing. Dengan memiliki ‘kendaraan’ REIT ini, pengembang dapat membebaskan beberapa investasi yang terkunci dalam aset dan mengelola modal menjadi sesuatu yang lain,” ujarnya.
Terutama dipimpin oleh sektor perkantoran, minat terhadap REIT di Filipina distabilkan oleh salah satu penghuni terbesar ruang komersialnya: sektor business process outsourcing (BPO).
“Melihat Filipina saat ini, sektor BPO tetap menjadi penopang utama atau pilar kegiatan ekonomi. Jika kita melihat perusahaan yang telah mensponsori REIT dan memasukkan aset mereka ke dalam REIT, maka hal tersebut ditujukkan untuk sektor perkantoran. Filipina beruntung memiliki banyak pemain yang memiliki aset tersebut, memungkinkan BPO berkembang,” tambahnya.
Panggilan untuk berinvestasi di REIT
Dalam hal mengedukasi para investor properti tentang REITs dan menjadikannya sebagai pilihan investasi, Zialcita mengatakan bahwa masih ada kekurangan informasi tentang bagaimana kinerja REITs.
Investor cenderung berinvestasi langsung ke real estate, tetapi hanya mereka yang benar-benar tertarik berada di dalam industri ini yang dapat membedakan antara real estate dan REITs.
“Mereka suka berinvestasi langsung ke real estate. Setiap kali saya menjelaskan kepada anggota kami, beberapa menjadi tertarik pada industri ini. Kami melihat perbandingangan harganya dan berapa yang dapat Anda investasikan dalam REIT. Di Asia Pasifik, semua harga perkantoran, perumahan, dan beberapa aset lainnya bertahan bahkan selama masa COVID,” katanya.
“Jika orang menunggu harga jatuh, jangan menunggu—ini kemungkinan tidak akan terjadi. Di sinilah REIT masuk. REIT adalah proposisi yang menarik, karena dengan membeli REIT, pada dasarnya, Anda akan memiliki bagian dari real estate meskipun tidak secara langsung. Bahkan di masa COVID, keuntungan berinvestasi di REIT masih menarik,” tambahnya.
Zialcita mengatakan bahwa kapitalisasi pasar untuk REITs masih meningkat. Saat ini, nilai kapitalnya telah mencapai lebih dari US$300 miliar, tetapi nilai tersebut masih kalah oleh Jepang. Dibandingkan dengan pasar REIT Amerika Serikat senilai satu triliun dolar, kinerja REIT kawasan APAC stabil dan menunjukkan hasil yang menjanjikan di tahun-tahun mendatang.
“Terobosan kapitalisasi pasar cukup besar dengan Jepang menjadi pasar REIT terbesar, diikuti oleh Australia dan Singapura. Ada juga Hong Kong, dengan sisanya tersebar di pasar negara berkembang. Dari sisi likuiditas, saya yakin masih ada ruang untuk tumbuh,” ujarnya.
“Kami hanya melihat bagian kecilnya. Ketika REIT dimulai jumlahnya sangat rendah dan sekarang sudah meroket. Kami menganggap bahwa begitu China dapat memasukkan real estate ke dalam rezim REIT-nya, potensinya akan sangat besar. Beberapa lokasi yang tumbuh cepat, bahkan Filipina, berpotensi untuk mencapai lebih dari satu triliun dalam waktu singkat,” tambahnya.
Rebranding APREA
Organisasi ini menemukan waktu yang tepat bagi APREA untuk mengubah citra dengan membawa anggota baru, kemitraan baru, dan mendorong ke pasar yang berkembang serta sektor baru di seluruh Asia Pasifik.
APREA didirikan pada tahun 2005, menandai tahun ke-16 keberadaannya pada tahun 2021 ini. Zialcita mengatakan bahwa mereka memulai dengan visi untuk menciptakan sebuah organisasi di mana para pemimpin real estate dan influencer di seluruh Asia dapat berkumpul untuk terhubung dan mendiskusikan beberapa hal relevan yang terjadi di dalam industri tersebut.
Zialcita mengatakan bahwa di antara perubahan yang diperkenalkan akan ada lebih banyak fokus di pasar lain untuk menjadi area pertumbuhan bagi organisasi.
Sebagai tambahan, logo baru mereka sekarang multi-warna, untuk secara jelas mewakili nilai-nilai APREA: merah berarti koneksi (connections), biru untuk transparansi (transparency), hijau untuk keberlanjutan (sustainability), dan kuning untuk keragaman (diversity).
“Tahun ini, kami juga menciptakan sesuatu yang berbeda, yaitu babak baru “other markets”. Ini berfungsi sebagai inkubator untuk babak baru di masa depan dan pada dasarnya merupakan rencana pertumbuhan bagi kami. Kami melakukan ini melalui empat service fillers kami, termasuk advocacy, education and research, professional development and advancement, dan investor outreach program kami,” paparnya.
“Keanggotaan kami terdiri dari investor—REIT, asset managers, pension funds, sovereign wealth funds, family offices, dan semua investor institusional lainnya. Sebenarnya ada banyak jenis asset classes saat ini,” tambahnya.
Saat ini, organisasi tersebut telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar dan lebih komprehensif, mendukung sektor real estate dan infrastruktur yang terus berubah.
“Terminologi yang kami gunakan saat ini adalah ‘real assets’,” kata Zialcita, merujuk pada rebranding mereka untuk fokus pada berbagai sektor yang sekarang mereka pelajari dan layani. “Kami sekarang hadir di beberapa kawasan strategis di Asia Pasifik, dan ini termasuk Australia, China, Hong Kong, India, Jepang, dan tentu saja, di Singapura tempat kami berkantor pusat.”
“Bentuk investasi yang dominan selalu perkantoran. Saat ini, kami telah melihat sejumlah anggota kami menjelajah ke infrastruktur. Kami menganggap ini sebagai perkembangan alami seperti yang telah kami lakukan di masa lalu,” pungkasnya.